KAPAL AIR BERSAYAP BUATAN INDONESIA



Dalam Pameran Riset dan Teknologi tanggal 8 Agustus 2008 Menteri Negara Riset dan Teknologi, Kusmayanto Kadiman melakukan Roll-Out secara simbolis pesawat Wing-in-Surface Effect (WiSE) Belibis dengan kode nomor SDJ A2B untuk menghormati salah satu inovatornya, yaitu Prof. Said D. Jenie PhD, Kepala BPPT yang telah meninggal tanggal 11 Juli 2008.

Proses Roll-Out yang dilakukan oleh Menristek tersebut merupakan pertanda, hasil perekayasaan tim yang dilaksanakan secara bersama oleh BPPT, ITS, ITB, dan PT DI telah siap untuk dilakukan uji layak terbang.

Sementara itu, Direktur Pusat Teknologi Industri dan Sistem Transportasi, BPPT, Ir. Iskendar, M.S menjelaskan, WiSE adalah kapal bersayap yang memanfaatkan fenomena ''ground effect'' yaitu bantalan udara dinamik yang timbul ketika wahana terbang sangat rendah di atas permukaan.

Fenomena tersebut meningkatkan rasio daya angkat dan daya hambat (lift to drag ratio), L/D), yang menghasilkan efisiensi bahan bakar yang lebih baik dari pesawat konvensional.

WiSE mempunyai kemampuan untuk lepas landas dan mendarat di air sehingga hanya membutuhkan dermaga modifikasi untuk merapat, menjadikan suatu kelebihan untuk daerah pulau-pulau yang tidak memiliki fasilitas bandara.

Dalam pengembangan kapal bersayap WiSE, dibuat suatu prototipe yang akan diuji untuk proof of concept dengan kapasitas 8 seater.

Dalam prosesnya diperlukan pengujian model skala menggunakan teknologi remote control untuk mempelajari konfigurasi serta pembuatan prototipe skala 2 seater yang akan dipakai untuk menjembatani studi dengan prototipe skala penuh. Prototipe skala 2 seater di antaranya untuk memperkenalkan serta melatih pilot dalam mengemudikan wahana WiSE.

Khusus untuk prototipe skala 2 seater, pembangunannya dilaksanakan oleh BPPT dengan dukungan dana dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi (KNRT) dan pelaksanaan manufaktur oleh galangan kapal PT Carita Boat Indonesia.

Wahana tersebut dirancang berdasarkan konfigurasi WiSE-8 dengan sebagian besar menggunakan bahan komposit karbon. Prototipe ini disebut WiSE Belibis ‘SDJ A2B’.

Aktivitas uji layar-terbang dilaksanakan di Bojonegara, Teluk Banten setelah sebelumnya dilakukan kegiatan pra-pengujian. Jenis pengujian meliputi Sea Trial untuk mengevaluasi performa handling di air dan Flight Test untuk memperoleh data performa terbang di ketinggian ground effect.

WiSE adalah Sarana transportasi air antarpulau yang mampu terbang dengan ketinggian khusus 1-3 meter di atas permukaan air dengan kecepatan maksimal 80 knot atau berkisar 144 kilometer per jam, telah dipesan Investor. Hal ini bagian dari Program Pendamping Entrepreneurship atas prakarsa Ciputra—penerima gelar Perekayasa Utama Kehormatan BPPT.

”Prototipe Kapal Bersayap WiSE-8 (Wing in Surface Effect-8) yang sudah diuji berkapasitas delapan tempat duduk. Sementara pesanan investor itu 22 tempat duduk,” kata Pelaksana Tugas Kepala BPPT Wahono Sumaryono, Jumat (7/11) di Jakarta.

Wahono mengatakan, keterbatasan tempat duduk pada Kapal Bersayap WiSE-8 hanya karena persoalan efisiensi dana riset. ”Saat ini masih dibahas mengenai kebutuhan investasi untuk mengembangkan kapal bersayap dengan 22 tempat duduk. Investor itu bersedia mendanainya,” kata Wahono, yang memprediksikan riset pengembangannya dapat diselesaikan dalam setahun.

Posted in . Bookmark the permalink. RSS feed for this post.

Leave a Reply

Swedish Greys - a WordPress theme from Nordic Themepark. Converted by LiteThemes.com.